Al-Zaytun dan Masa Depan Pendidikan Pesantren
- ArtikelPendidikan
- July 16, 2023
- No Comment
- 44
Oleh Imam Syafei, S.Pd, M.Pd sebagai Sekretaris DPD Ormas MKGR Jawa Barat
mangimam.id – Artikel, Belakangan ini pondok pesantren Al-Zaytun yang dipimpin Panji Gumilang tengah menjadi soroton publik karena diduga mempraktikkan ritual agama yang dinilai tidak sesuai dengan tuntunan Nabi Muhammad.
Dari beberapa video pesantren Al-Zaytun yang tersebar luas di media sosial banyak menimbulkan kontroversi di tengah masyarakat. Di antaranya, Panji Gumilang membolehkan para pengikutnya untuk shalat tanpa merapatkan shaf, posisi shalat laki-laki dan perempuan campur atau sejajar dan membolehkan perempuan menjadi khatib shalat jum’at. Persoalan lain, Panji Gumilang diindikasikan terlibat dengan gerakan Negara Islam Indonesia/NII.
Berbagai kontroversi itu mengundang reaksi demonstrasi dari elemen masyarakat menuntut pesantren Al-Zaytun diutup dan Panji Gumilang diproses secara hukum. Panji Gumilang pun dipanggil oleh pijak kepolisian dan laporan terakhir menunjukkan statusnya dinaikkan ke penyelidikan.
Apa yang terjadi di Al-Zaytun merupakan tamparan keras bagi lembaga pendidikan pondok pesantren. Pesantren yang seharusnya mendidik santri menjadi pribadi yang bertakwa, cerdas dan berakhlak mulia malah diajarkan paham menyesatkan yang jauh dari ajaran Islam itu sendiri. Jika proses ini terus berlangsung justru akan merusak masa depan para santri.
Bijak Memilih Pesantren
Saat ini kita hidup di era menjamurnya pendidikan pondok pesantren. Hal ini menjadi angin segar bagi para orang tua yang ingin memondokkan anak-anknya di lembaga tersebut. Tentu, fenomena ini harus menjadikan orang tua lebih waspada dan selektif dalam memilih pondok pesantren bagi putra-putrinya. Sebab, saat ini banyak pesantren yang mengajarkan paham yang menyesatkan, kaku dan tidak moderat.
Lagkah ini sangat penting agar anak-anak sebagai generasi penerus bangsa tidak berpaham radikal dan sesat. Dalam konteks ini, ada beberapa langkah harus dilakukan oleh orang tua.
Pertama, perhatikan kurikulum. Pilih pesantren yang kurikulum serta sanad keilmuan kiai dan para ustadznya jelas. Jangan memilih pesantren karena ikut-ikutan atau karena bangunanya megah. Kurikulum yang tidak sesuai dengan ajaran ahlusunnah wal jamaah sangat berbahaya bagi pola pikir sang anak. Jangan sampai setelah lulus dari pesantren anak-anak kita justru menjadi liberal dan radikal.
Kedua, keamanan pesantren. Faktor lain adalah memilih pondok pesantren yang aman dan nyaman bagi anak. Misalnya, memilih pesantren dari keramaian warga. Langkah ini bisa dipilih oleh orang tua agar anak-anak lebih tenang dan fokus dalam belajar, lebih-lebih ketika menghafal Al-Qur’an. Pesantren yang terlalu dekat dengan keramaian bisa saja membuat anak tidak betah di pesantren.
Ketiga, memilih sesuai minat dan bakat si anak. Bagian ini juga tidak kalah pentingnya bagi orang tua untuk memilihkan si anak pesantren yang sesuai dengan minat dan kemauannya. Karena itu, orang tua perlu mengecek dan survei terlebih dahulu. Misalnya, anak minat di bidang hafalan Al-Qur’an, maka orang tua perlu mencarikan pesantren yang memang fokus dalam pembelajaran ilmu-ilmu Al-Qur’an.
Dengan demikian, jika langkah-langkah di atas dapat kita lakukan, maka kita sebagai orang tua akan lebih tenang karena telah berusaha memilihkan pondok pesantren yang tepat. Dan, yang lebih penting lagi anak-anak kita bisa jauh dari paham-paham keagamaan yang menyesatkan.