HMI dan Krisis Moral Pemimpin (Refleksi Milad HMI Ke-76)
- ArtikelKegiatan
- February 5, 2023
- No Comment
- 86
Oleh : Imam Syafei, S.Pd, M.Pd (Presidium Kahmi Kabupaten Bandung / Alumni Golkar Institute YPL 8)
Mangimam.id – Artikel – Saat ini kita sudah berada di tahun politik. Itu artinya, perhelatan akbar Pemilu 2024 sudah di depan mata. Bakal calon pemimpin, baik di tingkat nasional maupun daerah sudah bermunculan dan menggalang dukungan dari berbagai pihak. Dalam konteks pemilihan pemimpin, harapan masyarakat sangat sederhana, yaitu lahirnya pemimpin yang benar-benar mampu membawa perubahan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Sayangnya, pemimpin yang muncul justru sering kali mengecewakan rakyat. Tidak sedikit pemimpin yang kita pilih justru terlibat dalam kasus korupsi. Ibarat virus, korupsi di negeri ini sudah menjalar ke seluruh tubuh lembaga negara, baik eksekutif legislatif maupun yudikatif.
Berdasarkan data Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebanyak 176 pejabat daerah terjerat kasus korupsi sepanjang periode 2004-2022. Rinciannya, terdapat 22 gubernur dan 154 walikota/bupati dan wakil yang juga berurusan dengan KPK.
Meningkatnya kasus korupsi membuat Indeks Persepsi Korupsi (IPK) Indonesia mengalami penurunan. Hal ini dikonfirmasi oleh Transparency International Indonesia (TII) yang menyebutkan, skor IPK Indonesia pada 2022 adalah 34/100. Skor itu memperlihatkan penurunan dari pencapaian IPK pada 2021 yang meraih 38/100. Penurunan Skor IPK pada 2022 itu menempatkan Indonesia pada peringkat 110 dari 180 negara yang disurvei. Posisi skor IPK Indonesia pada 2022 sama dengan sejumlah negara yakni Bosnia dan Herzegovina, Gambia, Malawi, Nepal dan Sierra Leone (Kompas.com, 1/02/2023).
Salah satu faktor yang menjadi pemicu kepala daerah rentan melakukan korupsi adalah untuk mengembalikan modal akibat biaya politik mahal. Tentu, semua itu terjadi karena rendahnya integritas yang membuat kepala daerah sering tergoda untuk melakukan korupsi.
Peran Kader HMI
Indonesia saat ini mengalami apa yang disebut oleh banyak kalangan sebagai krisi moral pemimpin. Kondisi ini tentu tidak bisa dibiarka begitu saja tanpa solusi. Maka dari itu, Pemilu 2024 harus menjadi momentum lahirnya pemimpin-pemimpin bangsa yang rela mengabdi untuk bangsa dan negara, bukan pemimpin yang sibuk memperkaya diri dan kelompoknya.
Tanpa kepemimpinan yang berintegritas, sangat sulit bagi Indonesia menjadi bangsa yang maju. Sebab, maju atau mundurnya sebuah bangsa sangat bergantung pada kualitas pemimpinnya. Rakyat sangat merindukan pemimpin yang berintegritas, bukan pemimpin yang gemar pencitraan, apalagi menebar cerita-cerita fiktif yang tidak sesuai dengan realitas.
Menurut Musfah (2018), pemimpin berintegritas bahkan mampu memengaruhi orang dan birokrasi yang korup menjadi bersih, setidaknya menguranginya. Dia tidak sekadar menjadi teladan perilaku pejabat yang bersih tetapi juga keras melawan perilaku korup bawahan dan rekanannya. Dia tidak takut dengan risiko perlawanan dari kelompok tertentu, dan bersedia tidak populer.
Dalam konteks politik, integritas pemimpin memiliki kedudukan yang sangat penting karena hal ini menjadi parameter untuk menilai apakah ia pantas atau tidak memimpin republik ini. Dengan integritas yang dimilikinya seorang pemimpin akan mampu bertindak dan membuat kebijakan yang memihak pada kepentingan rakyat.
Karena itu, sebagai organisasi mahasiswa terbesar di Indonesia, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) perlu berperan dalam menjaring pemimpin yang berintegritas. HMI bisa mendorong kader-kader terbaiknya untuk maju mencalonkan diri sebagai bakal calon pemimpin, baik presiden, gubernur maupun bupati.
Dengan modal intelektual, berfikir rasional, kritis, berpengetahuan luas, dan objektif, saya yakin HMI bisa memunculkan kader terbaiknya sesuai harapan rakyat. Untuk melahirkan pemimpin yang berkualitas, maka HMI perlu memulainya dari pendidikan atau pengkaderan. Besar harapan kualitas pengkaderan HMI harus dikembalikan kepada semangat dari para pendiri, sehingga kader-kader HMI benar-benar menjadi pemimpin yang mampu memecahkan persoalan bangsa dan Negara.
Akhirnya, kita berharap semoga Pemilu 2024 mendatang mampu melahirkan pemimpin yang bisa memberikan kedamaian, ketentraman, keadilan, dan kemakmuran bagi seluruh rakyat Indonesia. Dalam konteks itulah, kader-kader HMI perlu turun tangan untuk mewujudkan itu semua. Selamat Milad HMI yang ke-76.