Isra’ Mi’raj dan Pendidikan Karakter

Penulis : Imam Syafei, S.Pd, M.Pd (Founder Adam Hawa Institute)

MANGIMAM.ID – ARTIKEL : Isra’ Mi’raj yang diperingati setiap tanggal 27 Rajab merupakan peristiwa amat penting bagi umat muslim di seluruh penjuru dunia. Dalam peristiwa itu, Nabi Muhammad Saw melakukan Isra’, yaitu perjalanan dari Masjidil Haram di Mekkah menuju Masjidil Aqsa yang berjarak sekitar 1.500 kilometer. Sementara Mi’raj merupakan perjalanan beliau dari bumi naik menuju langit ketujuh untuk menerima perintah shalat. Hebatnya lagi, dua perjalanan tersebut ditempuh hanya dalam waktu semalam.
Peristiwa Isra’ Mi’raj ini disebutkan dalam firmah Allah QS. Al-Isra ayat 1: Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hambanya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda kebesaran Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.
Para ulama menjadikan peristiwa Isra’ Mi’raj sebagai media pendidikan yang dikemas dalam momentum perayaan agung. Hal ini telah diketahui secara umum dan sudah mendarah daging dalam tradisi masyarakat, utamanya bagi masyarakat muslim Indonesia. Dalam peringatan Isra’ Mi’raj, misalnya, para ulama menceritakan kembali kisah Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad Saw agar masyarakat dapat mengambil hikmah yang terkandung di dalamnya.
Nilai Pendidikan
Merujuk Kalender Hijriyah yang diterbitkan Kementerian Agama (Kemenag RI), tanggal 27 Rajab 1446 Hijriyah bertepatan dengan Senen, 27 Januari 2025. Karena itu, di berbagai daerah di Indonesia sudah mulai diperingati Isra’ Mi’raj dengan berbagai acara kegamaan, seperti ceramah agama, lomba keagamaan, pembacaan shalawat dan acara lain yang bertujuan untuk mengenang keadahsyatan Isra’ Mi’raj.
Jika kita ditarik ke ranah pendidikan, peristiwa Isra’ Mi’raj mengandung nilai-nilai pendidikan karakter yang dapat kita lihat dari dua dimensi. Pertama, dalam dimensi spiritualitas. Dalam dimensi ini kita dapat menemukan nilai-nilai seperti religius, jujur, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, rasa ingin tahu, menghargai prestasi, cinta damai, dan tanggung jawab. Kedua, dimensi sosial seperti nilai-nilai toleransi, demokratis, semangat kebangsaan, cinta tanah air, komunikatif, peduli lingkungan, dan kepedulian sosial.
Miftahus Surur (2022) menemukan banyak sekali nilai-nilai pendidikan karakter yang terkandung dalam peristiwa Isra’ Mi’raj. Di antaranya adalah nilai keimanan dan ketakwaan kepada Allah Swt, adab, sopan santun, ramah, rendah hati, kepedulian, kasih sayang, amanah, bertanggung jawab, nilai kejujuran, kesucian, kebersihan, rasa keingintahuan yang tinggi, kemauan belajar dari pengalaman, dan nilai permusyawatan.
Karena itu, peringatan Isra’ Mi’raj perlu kita jadikan momentum untuk memperkuat nilai-nilai pendidikan karakter. Dimensi spiritual dan sosial adalah sebuah landasan utama bagi seseorang dalam menjalani kehidupan. Keduanya tak dapat dipisahkan satu sama lain. Artinya, kita tidak bisa baik secara spiritual, namun buruk dalam urusan sosial. Keduanya harus berjalan beriringan. Dalam konteks inilah, Isra’ Mi’raj bukan sekadar peringatan tahunan melainkan media untuk lebih mendekatkan diri pada Sang Pencipta dan memupuk kepedulian sosial.*