Mang Imam Hadiri Peringatan Hardiknas, PGRI Cileunyi Gelar Doa Bersama Untuk Almarhum H. Dede Amar Ketua PGRI Jabar

Cielunyi, Puluhan Guru dan Kepala Sekolah yang berhimpun dengan PGRI Cileunyi ikuti Dialog Pendidikan Refleksi Hardiknas Pada 10 Mei 2024 di Aula Ponyo Cileunyi Kabupaten Bandung.

Hadir menjadi narasumber, Aan Suryana, S.Pd Ketua PGRI Cileunyi, Nunung Ratnaningsih, S.Pd,MM Ketua PKG Cileunyi, Leni Leonita Basar,S.Pd ketua Himpaudi, Euis Kuswati, S.Pd Ketua IGTKI, Doktor Yoyo, Imam Syafei, S.Pd, M.Pd, Para Kepala Sekolah dan Para Guru yang hadir.

Menurut Nunung Ratnaningsih, S.Pd,MM selaku Ketua PKG Cileunyi menyebutkan bahwa Guru harus melek IT, sekolah dihadapkan dengan digitalisasi yang merupakan transformasi pendidikan. Banyak pendidik yang perlu di edukasi terkait digital hal tersebutlah yang perlu menjadi perhatian berbagai lembaga yang konsen di bidang pendidikan.

Menurut Euis Kuswati, S.Pd selaku ketua IGTKI sebagaimana yang disampaikam Ketua PGRI “perundungan tidak hanya terjadi pada siswa SD/SMP” hal tersebut sempat terjadi di usia dini, dimana pendidik harus ekstra dalam memperhatikan gerak-gerik siswa yang bisa saja melakukan perundungan.

Siswa perempuan melakukan “sleding” terhadap temannya, setiap hari ada saja korban dari siswa tersebut. Orang tua tidak mengetahui pada mulanya dan tidak mempercayai bahwa hal tersebut dilakukan oleh anaknya, setelah diberj pengertian ternyata mrmang anaknya memiliki kelainan yang membutuhkan penanganan psikologi, ujar Euis

Masih menurut Euis, guru harus lebih jeli dalam meninjau pergerakan anak didik, Guru PAUD tidak diberi akses menjadi P3K, mudah-mudahan pemerintah memberikan perhatian kepada guru PAUD karena jarang sekali ASN di PAUD yang mana pendidik mengandalkan swadaya orang tua dan atau lembaga, pungkas Euis.

Sebagai Praktisi Pendidikan, Dr Yoyo menyebutkan bahwa Pemerintah tidak betul-betul konsen terhadap pendidikan, anggaran APBN yang 20% dialolasikan untuk pendidikan sudah termasuk honor pendidik belum lagi dialokasikan untuk penyelrnggara pendidikan diluar kemdikbudristek sepergi halnua KEMENDAGRI yang menyelenggarakan pendidikan dengan IPDN nya

Tetus terkait sistem zonasi yang sempey membuat ribut, yang akhirnya keluarlah aturan regional aturannya sekecamatan. Tapi itu juga masih membingungkan karen apakah setiap kecamatan memiliki fasilitas pendidikan yang merata, ujar Yoyo.

Ketua Cabang PGRI Kecamatan Cileunyi Aan Suryana. S.pd menyampaikan ke awak media “momentum di hari pendidikan nasional kami melihat dari sisi lain yang tidak bisa di pisahkan, Sosok Guru merupakan bagian dari Pembangunan akhlak jati diri bangsa yang sangat penting dalam kemajuan bangsa dan negara. Sehingga Guru merupakan bagian dari pencetus Filosofi Tutwuri Handayani dalam dunia pendidikan sampai akhir jaman.

Ucapan belasungkawa dengan membacakan doa di sampaikan dalam acara dialog pendidikan oleh Ketua PGRI cabang Cileunyi bersama para guru sebagai bentuk penghormatan atas meninggalnya Ketua PGRI Provinsi Jawa Barat, Drs H Dede Amar, M.M.Pd, yang selama ini telah berjasa bagi keberhasilan PGRI serta dunia pendidikan di Jawa Barat dan nasional.

Imam Syafe’i S. Pd,.M.Pd biasa yang akrab disapa Mang Imam, menambahkan “Acara ini mencerminkan komitmen para guru untuk terus memperbaiki sistem pendidikan dan menciptakan lingkungan belajar yang lebih baik bagi generasi mendatang.

Semoga organisasi guru, penggiat pendidikan serta para pemangku kebijakan di hari pendidikan nasional ini bisa meningkatkan dan berkontribusi dalam meningkatkan anak-anak generasi ke depan lebih bermutu dan berahlak.ujar Imam.

Perwakilan Kepala Sekolah, Ima Fadilah,S.Pd menyebutka bahwa kurikulum yang gonta-ganti, padahal jepang mah untuk meninjau keberhasilan kurikulum teh 20 tahun, Pengemasan merdeka belajar yang bagus tapi terkesan memaksakan, ujar Ima Fadillah