
Quo Vadis Pendidikan Kita?
- KegiatanPendidikan
- September 14, 2022
- No Comment
- 86
Judul : Potret Pendidikan Indonesia
Penulis : Imam Syafei
Editor : Hermansyah Kahir
Penerbit : CV Literasi Nusantara Abadi
Tebal : 100 halaman
ISBN : 978-623-495-065-6
mangimam.id- BANDUNG – Sektor pendidikan adalah kunci utama dalam mencetak sumber daya manusia yang berkualitas. Membangun SDM yang unggul semakin menemukan momentumnya di era perkembangan teknologi di mana kondisi zaman semakin cepat berubah.
Ke depan, sepertinya dunia pendidikan Indonesia masih menghadapi jalan terjal mengingat sektor pendidikan kita dihadapkan dengan berbagai persoalan yang hinggi kini belum terselesaikan. Kondisi inilah yang diuraikan dalam buku terbaru karya Imam Syafei berjudul Potret Pendidikan Indonesia.
Kalau mau jujur, pendidikan Indonesia memang masih menghadapi banyak persoalan. Di antara persoalan yang dibahas oleh Imam Syafei dalam bukunya adalah masalah pemerataan pendidikan, krisis karakter siswa, kompetensi guru, dan tantangan dunia pendidikan di era digital.
Pertama, pemerataan pendidikan. Pemerataan pendidikan menjadi hak bagi setiap warga negara. Pemerintah melalui perundang-undangan mengatur sedemikian rupa agar warga negara memperoleh kesempatan pendidikan. Namun demikian, persoalan silih berganti mengiringi usaha dalam mewujudkan pemerataan pendidikan tersebut.
Kesenjangan pendidikan yang dibiarkan berlarur-larut akan berpengaruh terhadap akses sumber daya ekonomi, sehingga berdampak juga pada kesenjangan ekonomi. Karenanya,
pengurangan kesenjangan pendidikan antardaerah perlu mendapat perhatian serius oleh pemerintahan Presiden Jokowi di periode kedua ini (halaman: 10).
Kedua, karakter siswa. Para siswa adalah generasi yang akan menjadi penerus bangsa. Kelak mereka yang akan memimpin negeri ini. Maju atau tidaknya Indonesia di masa mendatang sangat ditentukan oleh para pemuda yang saat ini masih dalam proses berjuang menempa diri dengan pengalaman dan pengetahuan.
Sayangnya, belakangan ini kita dikagetkan dengan berbagai isu kekerasan yang melibatkan para pelajar. Tawuran adalah aksi kekerasan yang selalu diperankan oleh pelajar sebagai aktor utamanya. Maraknya tawuran antarpelajar menjadikan sebagian masyarakat pesimis akan masa depan bangsa ini. Pelajar yang seharusnya menjadi parameter majunya sebuah bangsa, kini tercoreng dengan aksi kekerasan dan premanisme (halaman: 28).
Pelajar yang terlibat dalam aksi tawuran menganggap aksi ini sebagai hal yang biasa untuk memperoleh pengakuan dalam kelompoknya. Sehingga tak heran jika berbagai tindakan kekerasan seperti pemukulan terhadap kelompok lain dianggap sebagai sebuah prestasi karena sudah mampu menunjukkan ketangguhannya
Ketiga, kompetensi guru. Dalam menciptakan pendidikan berkualitas perlu ada langkah konkret untuk membenahi segala persoalan yang selama ini dihadapi dunia pendidikan kita. Salah satunya adalah meningkatkan kualitas pendidik (guru).
Di sisi lain, tugas guru tidak hanya mengajar, tetapi juga membimbing, mengajar, melatih, mengarahkan, memotivasi, dan mengevaluasi proses belajar para siswa agar kelak mereka menjadi manusia yang unggul dan sukses dalam kehidupannya.
Dalam praktiknya, guru-guru kita saat ini masih banyak yang belum memiliki kompetensi yang memadai. Di lapangan masih ditemukan sebagian guru yang mengajar mata pelajaran yang tidak sesuai dengan latar belakang pendidikannya. Bahkan, ada seorang guru yang mengajar beberapa mata pelajaran karena faktor kekurangan tenaga pendidik (halaman: 45).
Keempat, tantangan pendidikan di era digital. Saat ini kita hidup di era teknologi digital yang sudah masuk ke seluruh sektor kehidupan. Kehadiran teknologi yang semakin canggih adalah sebuah keniscayaan sehingga menuntut lembaga pendidikan mampu beradaptasi agar tidak kalah sersaing dan tertinggal dari negera-negara lain. Dunia pendidikan diharapkan mampu memanfaatkan peluang era digital untuk memudahkan proses belajar dan mengajar.
Dalam konteks ini, Indonesia tergolong lambat dalam merespons revolusi industri 4.0 dibandingkan negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura. Sistem pendidikan 4.0 baru bergaung kencang dalam tahun ini. Oleh karena itu, pemerintah harus menyediakan fasilitas yang memadai dalam menyongsong era pendidikan 4.0 (halaman 57).
Itulah beberapa persoalan yang dikupas dalam buku terbaru karya saudara Imam Syafei. Tentu saja, penulis tidak sekadar menjelaskan dengan detail berbagai persoalan dunia pendidikan, tetapi juga menawarkan beberapa solusi atau jalan keluar. Karena itu, buku ini perlu dibaca agar kita memiliki pandangan dan pemecahan terhadap persoalan-persoalan di sektor pendidikan. Selamat membaca dan temukan jawaban konkretnya dalam buku ini.